Monday, April 5, 2010

Hafalan Shalat Delisa



Sudah lama saya ingin mendapatkan buku ini, yah awalnya tau buku ini dari rekan kerja saya di kantor dan biasa setiap kali mendapat referensi buku bagus saya langsung melesat mencari nya di toko buku. Namun sayang saya tidak kunjung mendapatinya di toko buku yang ada di Balikpapan, tempat dimana saya bekerja. Teman saya pun tidak berhasil menemukannya di toko-toko buku di Bandung, hingga akhirnya saya mendapatinya ketika saya pulang off beberapa hari kemarin.

Seperti yang semua orang katakan dan resensi yang saya baca, cerita sederhana yang mengharukan. Berkisah tentang seornag gadis kecil bernama Delisa yang sedang menghapal bacaan solatnya. Membaca buku ini lembar demi lembar, membawa saya ke kota serambi Mekkah, membuat saya membayangkan saya benar-benar ada disana dan merasakan ketika bencana besar itu terjadi. Angkat topi buat Tere-Liye sang penulis yang sungguh memukau menyajikan itu semua. Saya sendiri sangat terkejut begitu mendapati bahwasanya Tere-Liye bukan orang Aceh, bahkan belom menginjakkan kaki di Aceh sama sekali, tapi penggambarannya di cerita ini sangat-sangat detil seperti layaknya kita benar-benar ada disana. salut buat Om Tere.

Kembali ke cerita, disini banyak nilai yang mestinya bisa kita ambil dari sekedar nilai kemanusiaan, hakiki hubungan keluarga, hingga hubungan yang suci antara seorang ummat dengan Tuhan-Nya, walaupun sang umat hanya seorang gadis kecil. Salut melihat tokoh delisa yang begitu tegar menghadapi semuanya, yang jarang mengeluh (saya jadi malu karena saya sering kali mengeluh), yang tetap tersenyum walau seberat apapun bencana menimpanya (saya jadi malu dengan diri saya sendiri yang cengen dan sering menangis menghadapi masalah2 saya). Delisa, seornag gadis kecil nampak begitu kuat, menyembunyikan air matanya padahal airmatanya cukup layak untuk dikeluarkan. Yah saya jatuh cinta dengan Delisa, dengan buku ini yang cukup sederhana namun tetap indah.

Oh iya buku ini akan diangkat ke layar lebar yang rencananya akan diputar Oktober 2010. Seperti Laskar Pelangi, pemeran2 dalam tokoh ini bukan dari kalangan artis2 ternama, namun di-casting langsung dari Aceh. Semoga hasilnya tidak sesuai yang ada di pikiran saya..karena kok saya jadi mebayangkan hasilnya akan sama seperti sinetron2 di TV, dan nilai esensinya jadi hilang. Yah semoga saja bisa diluar ekspektasi saya...

0 comments: