Seiring bertambahnya usia, sering kali dituntut untuk bisa lebih mandiri dalam artian tidak berantung lagi dengan pihak lain baik itu teman, saudara, ataupun rekan dekat lainnnya. Sahabat, ya sahabat bahkan sahabat dekat kita pun seiring berjalannya waktu akan memiliki zona nya masing2 dengan kepentingan masing2 pula, dan dengan kenyamanan serta kebutuhan masing2 pula. Perbedaan kepentingan lambat laun akan nampak. Yah simple-nya bagi saya yang masih melajang di usia seperti saya sekarang ini, tentu berbeda kepentingan dengan sahabat saya yang telah menikah dan memiliki putra/putri. Gak bisa lagi itu saya seenaknya ngajak jalan dia karena ya saya sadar diri juga bahwasanya sekarang dia sudah memiliki keluarga sendiri, pasti wikennya lebih dipilih untuk dihabiskan bersama keluarganya (red : suami dan anaknya) setelah seminggu kerja di luar rumah. Saya pun mungkin kelak setelah menikah nanti akan bertindak seperti itu, memilih menghabiskan waktu bersama keluarga saya (red: suami dan anak saya kelak) krn ya seminggu waktu hampir habis di kantor dan di jalan, sehingga wiken benar2 dioptimalkan sebagai waktu untuk keluarga.
Tidak hanya perbedaan kepentingan antar sahabat atau teman yang berbeda status (lajang dan menikah), perbedaan kepentingan pun saya rasakan pada rekan, sahabat, atau pun teman yang masih berstatus sama namun mempunyai lingkungan yang berbeda. Ya tidak selamanya kan kita dan sahabat/teman kita berada pada satu lingkup yang sama. Lulus kuliah pasti pada cari kerja masing2 dan dapat rejeki juga masing2 yang belum tentu pada perusahaan yang sama. Sudah kerja di perusahaan yang sama juga belom tentu selamanya satu divisi, satu segmen, satu cabang, atau pun satu lokasi, semuanya dinamis, unpredictable. Begitu juga kepentingan masing2 akan bergerak dinamis seiring perbedaan lingkungan, bahkan perbedaan hobi pun akan bermunculan yang secara langsung atau tidak ujung2nya ngaruh juga ke perbedaan kepentingan. Yang dulunya gak suka traveling sekarang hobinya traveling, yang dulunya gak suka sepedaan sekarang jadi demen sepedaan, yang dulunya kenal juga nggak sama yang namanya golf sekarang jadi keranjingan golf, yang dulunya gak suka nyalon and pampering body, sekarang demen banget nyalon sama treatment tiap waktu, pokoknya macem2 deh dinamika yang dialamin tiap2 orang seiring bertambahnya usia.
Yah saya sadari itu sepenuhnya karena saya pribadi juga sudah merasakan hal yang sama...susah banget rasanya kalo mau ketemuan sama temen, either kadang mentok nya di saya atau di mereka. Yah ini bikin saya juga tau diri kalo sepenuhnya gak bisa berharap ke orang lain, gak bisa bergantung ke orang lain, harus bisa sendiri, karena ya itu tadi kepentinganya udah beda. Gak bisa sesuka nya curhat lagi kayak jaman abege lagi. Sekarang makin tambah tua, tiap2 pribadi juga punya masalah masing2 yang mungkin sama2 pelik dari sudut pandangnya masing2. Jadi saya merasa sungkan kalo mau cerita-ceriti masalah saya juga, gak enak aja. Mungkin juga teman-teman saya pada saat yang sama sedang punya masalah, tapi kok saya dengan cuek nya nangis2 ato ngeluh2 tentang masalah saya sama dia. Selain itu, mungkin juga teman-teman saya itu lagi asik2nya sama dunianya yang sekarang, masa saya ganggu waktu nya untuk dengerin kicauan saya, yang mungkin dianggap itu lagi itu lagi, dan cuma isapan jempol belaka. Mungkin mereka juga bosan, siapa yang tau. Makanya sebisa mungkin saya membatasi untuk tidak menceritakan masalah pribadi saya bahkan ke sahabat saya sendiri untuk satu taun terakhir ini. If I can say, I am back to the real me, after for about 4 years I have been like an opened diary which everyone can easily read it. Saya yang sekarang kembali menyimpan semuanya rapat2 dalam diri saya sendiri, berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan nya sendiri, merasakannya sendiri, dan mengadu kepada Yang Diatas sbagai pemberi bala bantuan yang paling mujarab. Yah karena pasti teman2 saya juga punya masalah masing2, apa lah masalah saya ini dibanding mereka, mungkin hanya dianggap isapan jempol belaka.
Jadi yah...mengingat itu semua saya bisa bilang bahwasanya, "For me personally, growing older forces you to be more independent in solving your own problem." Yah at least itu berlaku buat saya sendiri, yah my self thought lah...beda orang kan beda cara me-release perasaaan dan memecahkan permasalahannya masing2. Sah2 saja bukan ...:)
#SA
2 comments:
Yah, sebagai sesama JOMBLO, I feel U Neng... Hahahahaaa.....
gw pun sekarang gitu Neng.
yang gw "drama"-in ke sahabat2 gw paling masalah galau2an yg ga penting.dan buat seru2an aja.
dann, sekarang gw juga udah ga posesif lagi sama sahabat.
ya, kalau dia sibuk sama temannya yang lain, silakan.
kalau weekeend ini kita ga jalan, gpp.
kalau dia ga cerita sama gw, ya gw ga sedih.
sejak kuliah gw udah mikir, bahwa sejatinya kita sendiri.
hehehe, mungkin karena kita udah dewasa (baca: tua) kali ya Neng.
hehehe.
Post a Comment