Sunday, December 15, 2013

Inspirasi Seorang Teman

Saya iseng buka-buka news feed facebook dan menemukan salah satu temen kuliah saya tingkat pertama dulu alias temen TPB dulu sedang meneruskan studinya di Columbia University. Dari dulu saya suka salut sama dia, gak hanya cantik tapi pinter banget anaknya, jadi dulu suka mikir tuh Tuhan nggak adil yah, udah mah cantik eh otaknya cemerlang pulak hihihihi... Saya tambah kagum setelah dia memutuskan untuk berhijab, agak kaget sih pas tau dia berhijab soalnya dulu dia termasuk anak yang gaul, modis, dan aktif di berbagai macam acara di kampus... But anyway hidayah itu bisa datang kapan saja di mana saja dan pada siapa saja. Dia berhijab lebih dulu daripada saya, makanya dulu waktu belum berhijab saya suka mikir dalam hati "ihhh dia aja berhijab, knapa lo nggak? Nunggu apalagi?".., dia menghabiskan waktunya setelah lulus 

kuliah bukan di kota besar di Jawa seperti Jakarta atau Bandung kampung halamannya melainkan di Makassar... Yah dia diterima bekerja di salah satu bank nasional paling besar di Indonesia... Sebut saja BI hihihi... Terakhir saya komunikasi sama dia ya pas saya di Balikpapan atau masih di luar ya, ketika dia menanyakan kabar saya yang dulu (sampe skarang sih) bekerja di salah satu oilfield service yang boleh dibilang ternama lah (halah :p)... Setelah saat itu kami tidak ada komunikasi sama sekali, saya hanya tau kabar dia melalui sosial media.., tapi salut saya bertambah salut, karena ketika dia menikah dan punya anak dia harus LDM dgn suaminya, sang suami bekerja di Jakarta dan dia beserta putranya yang unyu unyu di Makassar.., time flies now I found her staying in "big apple"... Yes New York menjadi mahasiswi post graduates di Columbia University... empatt jempol saya buat dia, dia bawa anaknya ikut serta... Dan saya tau sulitnya hidup di luar apalagi kehidupan kampus pluralisme dengan kedudukan kita sebagai muslimah berjilbab, menurut saya itu bukan hal yang mudah sama sekali, menitipkan anak di daycare ketika jam kuliah, tetap terlibat dalam acara kampus dengan sang baby diikut sertakan membuat saya terenyuh dan makin bangga dan kagum dengan teman saya yang satu ini... You do great.. Olga!!! Angkatt topiii buat kamuu...
She is one of my inspirations of thousands who makes me more realize to keep being more istiqomah with this hijab  and all challenges coming through ;)

#SA

Saturday, December 14, 2013

Never Ending Questions

Pertanyaan itu mrmang tidak akan pernah ada habisnya. Setiap orang punya permasalahannya masing-masing dan jangan pernah menganggap remeh antara satu dan lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang kadang tidak hanya memekakkan telinga namun juga menyayat hati. Pertanyaan seperti "kapan nikah?, kapan nyusul" buat yang masih melajanh di usia yang tidak sepatutnya, atau pertanyaan " udah isi belom? Udah punya momongan berapa?" Buat para pasangan yang belum juga dikaruniai putra di usia perkawinan yang cukup lama.... Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin awalnya diangkat untuk sekedar berbasa-basi mengakrabkan diri atau mungkin memang ditujukan untuk perduli, tapi saran saya sebaiknya pertanyaan itu tidak dilontarkan. Kadang saya suka terlintas setiap kali baru ketemu temen yang baru nikah, mau nanya "udah isi belum?" Cuma urung saya lontarkan, karena saya ingat pertanyaan itu mungkin akan menyayat hati walaupun mungkin niat saya tidak demikian, karena mungkin saja mereka punya alasan tertentu sehingga belom berputra ataupun yang sering terjadi adalah kehendak Tuhan untuk menganugerahkan mereka putra belum sampai. Wallahualam, bukankah itu semua rahasia Tuhan... Begitu pula dengan jodoh, maut, dan rezeki lainnya..

Siapa yang tahu usaha apa yang sudah dilakukan mereka untuk mendapatkan jawaban-jawaban dari serentetan pertanyaan masyarakat tersebut. Perlukah seluruh dunia tahu? Menurut saya tidak, cukup kita dan Tuhan yang tahu betapa kita mendamba atas takdir, nikmat, dan anugerahnya yang belum kunjung menyapa kita. Cukup Tuhan yang tahu usaha apa yang telah kita lakukan untuk semua itu... Bagaimana kita mampu menjawab semua rentetan pertanyaan itu, kalau Tuhan pun sang Maha Agung dan Kuasa belum memberikan jawabannya, apa kuasa kita untuk mendahului kehendak Tuhan?!?
Duhai sahabatku, hindarilah pertanyaan-pertanyaan tersebut sekiranya itu terbesit dalam diri untuk diucapkan lisan, maka pendamlah saja dalam hati karena mungkin niat awal bermaksud untuk peduli tapi mana tau malah jadi menyakiti hati... Cukup ikut berbahagia dan berdoa agar takdir dan anugerah Tuhan tersebut dapat menyapa saudara kita sekalian.....

- SA-